![]() |
Oleh
Irvan Simanjuntak
Mahasisiwa STIKOM IGA Tanjungpinang
Departemen Komunikasi
GMKI Cabang Tanjungpinang
(Di Terbitkan Di Tanjungpinang Pos) |
Berbicara
tentang kehidupan sosial dan kepemimpinan sebenarnya memiliki keterikatan yang
sangat erat yang mungkin tidak kelihatan secara nyata. Manusia di ciptakan Oleh
Tuhan Yang Maha Esa sebagai mahkluk yang sadar dan mahkluk yang bersosial yang
memiliki kemampuan untuk berkarya dan semacamnya. Akan tetapi jika kita sama-sama
mengamati mungkin yang timbul didalam pemikiran kita bahwa setiap kemampuan
yang dimiliki setiap pribadi belum di maksimal, bahkan masi ada
kemampuan-kemampuan yang masih tersembunyi di dalam diri setiap individu sebaga
mahkluk sosial. Bahkan ada juga yang menyalahgunakan kemampuan itu.
Kembali ke waktu masa lampau, seperti yang kita ketahui adanya tingkat kehidupan bersosial yang bertingkat, berkelas atau berkasta. Contoh kecilnya pada masa penjajahan negri kita, yang dipimpin oleh negri asing menerapkan sosial berkelas/berkasta, dimana anank-pejabat bisa sekolah, anak pengusaha bisa sekolah, akan tetapi yang tingkat sosialnya dibawah garis kemiskinan memiliki kelas sosial terendah (kata kasarnya jadi budak) tidak bisa sekolah. Hal-hal seperti ini lah yang kita harapkan adanya sosok pemimpin yang berwibawa yang bisa menghapuskan pandangan-pandang tersebut. Negara RI tidak akan merdeka jika tidak ada semangat kepemimpinan. karena pemegang kendali adalah pemimpin. Pemimpin berkorban pengikutnya pun ikut berkorban. Secara pribadi mungkin itulah yang kita rasakan dan yang kita lihat secara kasat mata.
Zaman
sekarang kalau kita sama-sama menjadi pengamat kehidupan sosial di negri kita
yang kaya raya, apakah sudah memiliki kriteria kelas sosial yang baik?. Munkin
ada yang menjawab sudah yaitu mereka yang duduk di kursi kehormatan yang tidak
sepenuhnya bisa menundukkan kepala melihat ke bawah, yang menjawab belum yaitu
mereka yang melihat dan merasakan sendiri ke tidak adaan kepemimpinan yang
bersosialisasi tinggi bagi mereka sebagai masyarakat. Fasilitas negri ini di
atas milyaran rupiah, pembangunan sarana prasarana dan tata kota mendominasi,
tetapi masyarakatnya seperti yang kita ketahui masi banyak yang berjuang untuk
hidup di jalanan. Apakah demikian pemimpin yang bersosial? Akan adakah
pemimmpin negri kita yang memprioritaskan kesejahteraan kehidupan
masyarakatnya? Pemimpin yang membangun kehidupan sosial masyarakatnya? Pemimpin
yang merangkul semua kalangan ke negri yang kaya kesejahteraan? Bukan hanya kaya sarana.
Cita-cita
sosial dimana kita berharap semua lembaga/kalangan harrmonis dalam arti luas
yang mencita-citakan seorang pemimpin yang bisa merangkul: Rumah tangga, ekonomi,
budaya, agama, pendidikan, politik dan Moral. Masalah sosial atas ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kepemimpinan dan masyarakat bisa membahayakan kehidupan sosial kita, yang
tentunya akan menghambat keinginan-keinginan kita sebagai mahkluk sosial yang
menyebabkan kepincangan ikatan sosial antara masyarakat dan pemimpi-pemimpin
yang mungkin akan menyebabkan adanya kasta sosial.(ivs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar