Irvan Simanjuntak post 2015 |
Tanjungpinang ibukota provinsi Kepulauan
riau yang tercatat sebagai provinsi ke-32 di Indonesia Berbatasan langsung
dengan Vietnam dan Kamboja di bagian utara; Malaysia, Singapura dan Provinsi
Riau di sebelah barat; Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di bagian
selatan; serta Malaysia, Brunei, dan Provinsi Kalimantan Barat di sebelah
timur, Kepulauan Riau memiliki letak yang strategis dan kekayaan alam yang
cukup menggugah perhatian baik nasional maupun internasional. Berdasarkan
informasi yang di cantumkan di media elektornik
menyebutkan bahwa kepulauan riau Terdiri dari empat
kabupaten dan dua wilayah kota yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam,
Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, serta Kabupaten Lingga.
Secara administratif Kepulauan Riau memiliki 42 Kecamatan dan 256
Kelurahan/Desa yang rata-rata semuanya terdiri dari gugusan kepulauan. Melihat
kondisi alam Kepulauan Riau yang 95% daerahnya merupakan lautan, sekarang ini
sedikitnya terdapat 2.408 pulau
besar dan kecil dimana sekitar 40% dari pulau
tersebut belum memiliki nama dan belum berpenghuni. Dan beberapa pulau di Kepri
merupakan pulau bersejarah dimata dunia.
Maka
pantas disebut bahwa Kepulauan Riau menjadi satu daerah yang menarik perhatian
berbagai investor tingkat nasional maupun internasional. Tetapi yang paling
penting adalah bagaimana caranya memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki
masyarakat Kepulauan Riau? Disinilah dibutuhkan perhatian bersar dari
Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan Tokoh-tokoh masyarakat sendiri. Kepri
yang bercirikan budaya melayu ini sebenarnya
memiliki potensi-potensi yang sangat luar biasa. Baik dari segi posisi
wilayah, pendidikan, ekonomi dan segi kekayaan alam.
Pendidikan
Pembangunan
pendidikan bermutu tinggi perlu diprioritaskan, karena salah satu kunci utama
potensi berkualitas suatu daerah adalah segi pendidikannya. Maka dalam hal ini
sangat dibutuhkan sentuhan tangan-tangan profesional dalam meningkatkan sector
pendidikan Kepulauan riau, Dalam hal ini pihak eksekutif selaku pelaksana dan
legislatif selaku pengawas pembangunan harus bekerjasama bahu membahu untuk
mewujudkan pembangunan pendidikan yang realistis, terukur, penting serta mengacu
dan bersinergi. Seluruh sector pendidikan mulai dari tingkat SD sampai tingkat
pendidikan tertingginya sangat membutuhkan vasilitas yang memadai. Vasilitas
ini tertuju pada peningkatan kualitas diri para penjajah pendidikan itu
sendiri. Setiap pribadi siswa maupun mahasiswa pasti memiliki potensi diri yang
berbeda-beda baik dari segi olahraga maupun dibidang sains atau yang lainnya. Potensi
berprestasi inilah yang perlu dirawat, ditingkatkan dan diturunkan secara turun
temurun.
Tahun 2010 dalam media dalam wadah ISPI Pulau Bintan, Kepri
menyebutkan bahwa Provinsi Kepri
memiliki peluang untuk menjadi daerah pengembangan sektor pendidikan. Pasalnya,
provinsi ini diuntungkan oleh posisi dan letak geografisnya yang berbatasan
langsung dengan negara jiran Singapura dan Malaysia. Bila pemerintah daerah
mampu “menyulap” segala hambatan geografis yang menjadi problem selama ini
menjadi suatu tantangan yang hendak dicapai, bukan mustahil Kepri bisa menjadi
pilot project bagi pengembangan terdepan di Indonesia pada masa mendatang. Visi
Dinas Pensdidikan Provinsi Kepri yakni “mewujudkan sumber daya manusia yang
tangguh pada ilmu pengetahuan dan teknologi, teguh pada iman dan takwa, berjiwa
mandiri, kompetitif dan berakhlak mulia” juga bakal akan tercapai. Jadi kata
kunci untuk mengelola pendidikan adalah keseriusan. Artinya pengelola dan
pelaksana pendidikan di provinsi ini harus memandang pendidikan di daerah ini
secara utuh bukan setengah-tengah.
Sector Ekonomi
Berdasarkan informasi yang menyebutkan bahwa tahun 2013, ekonomi
Provinsi Kepri tumbuh sebesar 6,13 persen. Angka itu masih berada di atas rata
rata pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,78 persen. Data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau, sektor industri dan perdagangan masih
memberikan kontribusi terbesar dalam produk domestik regional bruto (PDRB) yang
tercatat mencapai Rp 100, 3 triliun. Sektor industri menyumbang 47,69 % dan
sektor perdagangan sebesar 20,08%. sektor industri dan perdagangan juga
merupakan penyumbang terbesar, masing-masing sebesar 27,00% dan 28,23%. Untuk
sektor perdagangan, ekspor Provinsi Kepri juga terus mengalami peningkatan US$
16,77 juta, meningkat 102,62 persen dibandingkan dengan ekspor tahun 2009 yang
sebesar US$ 8,27 juta, dengan kontribusi sektor industri yang dominan dalam
peningkatan ekspor non migas. Pada 2012 lalu, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,82
persen. Begitu juga dengan PDRB tanpa migas, laju pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2013 mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 6,24 persen dari
tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,87 persen.
Informasi tersebut sudah mewakilkan betapa dasyatnya evektivitas
perekonomian kepulauan riau jika potensi yang ada dimanfaatkan semaksimal
mungkin. Apalagi kepulauan riau disebut sebagai garis bibir perdagangan asean
dengan lokasi yang strategis yang bertetanggaan langsung dengan beberapa negara
maju maka hal itu secara pasti menjadi sebuah asset yang sangat berharga jika
dimaksimalkan sebisa mungkin. Walau akhir-akhir ini kerap dikabarkan adanya
pemerosotan perekonomian namun itu bukanlah sebuah akhir namun sebuah
permulaan. Lagi-lagi instansi terkait diharapkan aktif dalam penanganan
perekonomian daerah.
Masih banyak lagi potensi-potensi yang bisa diamati kenyataannya,
masih banyak bidang yang tidak kalah penting untuk diperhatikan yang salah
satunya dibidang perikanan. Dengan daerah kepri yang 95 % nya adalah lautan
maka tidak heran jika kepri terkenal dengan kakayaan akan suber laut. Baik dari
segi transfortasi lintas internasional maupun hasil laut itu sendiri merupakan
aset yang sangat berharga. Namun bagaimana ke-efektivitasannya bisa dilihat
dengan keadaan sekarang ini. Masih banyak yang perlu dibenahi. Dan lagi-lagi
instansi pemerintahan lah yang berperan aktif dalam penanganan permasalahan
yang ada supaya tidak menghambat laju pendapatan daerah melalui potensi alam
yang ada.
Dalam
penggalian potensi berprestasi tentunya membutuhkan kerja sama secara utuh dari
berbagai pihak. Dan sangat disayangkan apabila pejabat-pejabat yang berkompeten
dibidang nya tidak melakukan langkah-langkah yang memicu perubahan yang
meningkatkan prestasi daerah. Dan penertiban oknum-oknum yang selalu
menggerogoti kepentingan umum diubah jadi kepentingan pribadi perlu dilakukan.
Kebanyakan oknum yang haus kekuasaan menjadi penghambat berjalannya
perkembangan daerah. Seogianya para penguasa baik pihak pemerintah maupun
swasta memprioritaskan kepentingan bersama maka sangatlah muda untuk
menciptakan perubahan kearah prestasi dan mengantarkan nama Kepri ke mata
dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar