Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian...

Selasa, 26 April 2016

TANJUNGPINANG BUTUH PERAN MAHASISWA
Oleh: Irvan Simanjuntak
Ketua Cabang GMKI
Tanjungpinang

Pekik-pekik semangat dari jiwa mahasiswa pada saat ini semakin meredup bagaikan lampu senter yang tenaga batrenya mau habis. Bagaimana tidak, pergesaran zaman membuat sosok mahasiswa terpusat pada dirinya sendiri seperti yang kerap disampaikan masyarakat bahawa mahasiswa saat ini adalah mahasiswa “yang hanya belajar, belajar dan belajar, supaya mendapat nilai yang bagus, lulus tepat waktu, mendapat pekerjaan yang bagus lalu berkeluarga” itulah impiannya. Sosok autis lebih tepat bagi kebanyakan mahasiswa pada zaman ini. Jika dulu mahasiswa dengan semangat yag bergelora terus melontarkan pekik-pekik semangat tetapi saat ini sudah jarang ditemui.
Kini jati diri mahasiswa terindikasi telah dipromotori oleh perubahan zaman yang membuatnya semakin takut akan setiap kesulitan kehidupan membuat seorang mahasiswa focus pada perjalanan hidupnya sendiri dengan melupakan tugas dan fungsinya sebagai mahasiswa.
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas. Gerakan mahasiswa di Indonesia merupakan kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa menjadi cikal bakal perjuangan nasional yang kisah-kisahnya suda dicatat dalam sejarah. Keberadaan mahasiswa mampu mendorong dan mendobrak sebuah perubahan sama seperti sejarah peran mahasiswa bersama rakyat yang telah berhasil melengserkan Soeharto setelah 32 tahun memimpin pada mei 1998, dan masih banyak lagi kisah yang menggambarkan kekuatan peran mahasiswa.
Gerakan mahasiswa selain kuat secara teori, harus turun ke masyarakyat melalui berbagai strategi
dengan melakukan aktivitas sosial-politik demi menciptakan kesadaran politik pada massa dan keyakinan atas kekuatannya sebagai gerakan muda. Dengan  melakukan berbagai kajian dan membentuk media propaganda seperti Koran menjadi penting untuk memperkuat argumen dan memperluas kesadaran massa.
Ciri seorang mahasisawa yang  analitis, realistis, kritis, rasionalitas, sistematis, kreatif, dan objektif suadah sangat langkah ditemui dalam jiwa mahasiswa zaman ini. Melalui Tri Darma Perguruan tinggi dan peran mahasisisa sebagai kekuatan moral, kontro sosia, agen perubahan  dan iron stock, dan dengan berperan aktif mewujudnyatakan tugas dan fungsinya, seorang mahasiswa akan semakin dekat dengan identitas nya sebagai mahasiswa dan akan melekat secara sempurna.  Dengan berbagai ciri, tipe dan fungsi mahasiswa, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa sesungguhnya mempunyai tanggungjawab yang besar  sebagai konsekuensi dari nama yang diembannya. maka mahasiswa dituntut bergerak menuju perubahan dengan “berbagai” cara yang tidak lepas dari koridor identitas mahasiswa.
Pemerintah kota Tanjungpinang hadir sebagai salah satu perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam mewujut nyatakan cita-cita dan harapan bangsa Indonesia. Tanjungpianang yang sudah melekat dengan sebutan kota gurindam yang bercirikan budaya melayu merupakan daerah yang memiliki banyak potensi. Namun jika disoroti dalam segi kebijakan pemko tanjunpinang belum seutuhnya menuai hasil yang positif. Pro kontra terus bermunculaan atas Kebijakan-kebijakan yang terindikasi tidak efektif. Salah satu contoh melalui pengkawalan media tentang pengalokasian anggaran-anggaran pembangunan atas informasi yang telah dimuat dikoran tanjungpianang pos tangal 12 April 2016  yang menyoroti tentang kebijakan pembangunan, yang berceritakan ketika vasilitas pendidikan yang dalam hal ini gedung sekolah SDN 006 dan SMPN 14 Tanjungpinang,  dimana anggaran perbaikan sekolah yang menghabiskan Rp. 200 juta tak kunjung dikabulkan Pemko Tanjungpinang, sedangkan untuk renovasi gedung Kejaksaan Negeri Tanjungpianang yang anngarannya mencapai 3 milyar yang menggunakan dana APBD langsung direalisasikan. Hal ini merupakan penempatan kebijakan yang kurang tepat untuk situasi dan kondisi saat ini. Cukup miris…! cerita tentang Defisit anggaran pemko Tanjungpianangpun jd patut dipertanyakan. Jika ditelusuri masih banyak kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai tidak tepat sasaran.
Maka melalui setiap permasalahan yang sedang terjadi di wilawah tanjungpianang, peran mahasiswa sangat dibutuhkan. Demi terwujudnya keselarasan antara harapan masayarakat melalui kinerja aparatur pemerintah, maka perlu pengevaluasian yang melibatkan masyarakat. Jika masyarakat tidak dilibatkan dalam pengambilan kebijakan yang bersentuhan langsung dengan arus kehidupan kota tanjungpinang, maka masyarakat bagaikan boneka mainan pemerintah ketika aspirasi masyarakat tidak ditanggapi secara serius oleh pihak-pihak instansi terkait.

Pemerintah kota Tanjungpinang sebagai pucuk pimpinanan sebagai pengarah, pengatur, dan pengkoordinasi setiap program kerja merupakan mata, hati, telinga, otak, kaki tangan daerah dalam menumbuhkan dan memanfaatkan setiap potensi yang ada dalam memajukan daerah baik dari sektor pembangunan, pendidikan, ekonomi, pariwisata dan sektor lainnya yang menjadi pokok utama menuju  perkembangan dan kemajuan daerah. Secara pasti masayarakat menaruh harapan besar dan kepercayaan kepada setiap aparatur pemerintah yang telah diambil sumpah dalam jabatannya. Dan sudah saatnya mahasiswa kembali kedalam kejayaannya dalam merealisasikan tugas dan fungsinya. Dengan demikian Tanjungpinang diharapkan bisa menuai perubahan kearah yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post