TANJUNGPINANG BUTUH PERAN MAHASISWA
Oleh: Irvan Simanjuntak
Ketua Cabang GMKI
Tanjungpinang
Pekik-pekik semangat dari jiwa mahasiswa pada saat
ini semakin meredup bagaikan lampu senter yang tenaga batrenya mau habis.
Bagaimana tidak, pergesaran zaman membuat sosok mahasiswa terpusat pada dirinya
sendiri seperti yang kerap disampaikan masyarakat bahawa mahasiswa saat ini
adalah mahasiswa “yang hanya belajar, belajar dan belajar, supaya mendapat
nilai yang bagus, lulus tepat waktu, mendapat pekerjaan yang bagus lalu
berkeluarga” itulah impiannya. Sosok autis lebih tepat bagi kebanyakan
mahasiswa pada zaman ini. Jika dulu mahasiswa dengan semangat yag bergelora
terus melontarkan pekik-pekik semangat tetapi saat ini sudah jarang ditemui.
Kini jati diri mahasiswa terindikasi telah
dipromotori oleh perubahan zaman yang membuatnya semakin takut akan setiap
kesulitan kehidupan membuat seorang mahasiswa focus pada perjalanan hidupnya
sendiri dengan melupakan tugas dan fungsinya sebagai mahasiswa.
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang
menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah
tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas. Gerakan mahasiswa di
Indonesia merupakan kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar
perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan intelektualitas dan
kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat di dalamnya. Dalam sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa menjadi cikal bakal perjuangan
nasional yang kisah-kisahnya suda dicatat dalam sejarah. Keberadaan mahasiswa
mampu mendorong dan mendobrak sebuah perubahan sama seperti sejarah peran mahasiswa
bersama rakyat yang telah berhasil melengserkan Soeharto setelah 32 tahun
memimpin pada mei 1998, dan masih banyak lagi kisah yang menggambarkan kekuatan
peran mahasiswa.
Gerakan mahasiswa selain kuat secara teori, harus
turun ke masyarakyat melalui berbagai strategi
dengan melakukan aktivitas
sosial-politik demi menciptakan kesadaran politik pada massa dan keyakinan atas
kekuatannya sebagai gerakan muda. Dengan
melakukan berbagai kajian dan membentuk media propaganda seperti Koran
menjadi penting untuk memperkuat argumen dan memperluas kesadaran massa.
Ciri seorang mahasisawa yang analitis, realistis, kritis, rasionalitas,
sistematis, kreatif, dan objektif suadah sangat langkah ditemui dalam jiwa
mahasiswa zaman ini. Melalui Tri Darma Perguruan tinggi dan peran mahasisisa
sebagai kekuatan moral, kontro sosia, agen perubahan dan iron stock, dan dengan berperan aktif
mewujudnyatakan tugas dan fungsinya, seorang mahasiswa akan semakin dekat dengan
identitas nya sebagai mahasiswa dan akan melekat secara sempurna. Dengan berbagai ciri, tipe dan fungsi
mahasiswa, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa sesungguhnya mempunyai
tanggungjawab yang besar sebagai konsekuensi
dari nama yang diembannya. maka mahasiswa dituntut bergerak menuju perubahan
dengan “berbagai” cara yang tidak lepas dari koridor identitas mahasiswa.
Pemerintah kota Tanjungpinang hadir sebagai salah
satu perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam mewujut nyatakan cita-cita dan
harapan bangsa Indonesia. Tanjungpianang yang sudah melekat dengan sebutan kota
gurindam yang bercirikan budaya melayu merupakan daerah yang memiliki banyak
potensi. Namun jika disoroti dalam segi kebijakan pemko tanjunpinang belum
seutuhnya menuai hasil yang positif. Pro kontra terus bermunculaan atas
Kebijakan-kebijakan yang terindikasi tidak efektif. Salah satu contoh melalui
pengkawalan media tentang pengalokasian anggaran-anggaran pembangunan atas
informasi yang telah dimuat dikoran
tanjungpianang pos tangal 12 April 2016 yang menyoroti tentang kebijakan pembangunan,
yang berceritakan ketika vasilitas pendidikan yang dalam hal ini gedung sekolah
SDN 006 dan SMPN 14 Tanjungpinang,
dimana anggaran perbaikan sekolah yang menghabiskan Rp. 200 juta tak
kunjung dikabulkan Pemko Tanjungpinang, sedangkan untuk renovasi gedung
Kejaksaan Negeri Tanjungpianang yang anngarannya mencapai 3 milyar yang
menggunakan dana APBD langsung direalisasikan. Hal ini merupakan penempatan
kebijakan yang kurang tepat untuk situasi dan kondisi saat ini. Cukup miris…!
cerita tentang Defisit anggaran pemko Tanjungpianangpun jd patut dipertanyakan.
Jika ditelusuri masih banyak kebijakan-kebijakan pemerintah yang dinilai tidak
tepat sasaran.
Maka melalui setiap permasalahan yang sedang terjadi
di wilawah tanjungpianang, peran mahasiswa sangat dibutuhkan. Demi terwujudnya
keselarasan antara harapan masayarakat melalui kinerja aparatur pemerintah,
maka perlu pengevaluasian yang melibatkan masyarakat. Jika masyarakat tidak
dilibatkan dalam pengambilan kebijakan yang bersentuhan langsung dengan arus
kehidupan kota tanjungpinang, maka masyarakat bagaikan boneka mainan pemerintah
ketika aspirasi masyarakat tidak ditanggapi secara serius oleh pihak-pihak
instansi terkait.
Pemerintah kota Tanjungpinang sebagai pucuk
pimpinanan sebagai pengarah, pengatur, dan pengkoordinasi setiap program kerja
merupakan mata, hati, telinga, otak, kaki tangan daerah dalam menumbuhkan dan
memanfaatkan setiap potensi yang ada dalam memajukan daerah baik dari sektor pembangunan,
pendidikan, ekonomi, pariwisata dan sektor lainnya yang menjadi pokok utama
menuju perkembangan dan kemajuan daerah.
Secara pasti masayarakat menaruh harapan besar dan kepercayaan kepada setiap
aparatur pemerintah yang telah diambil sumpah dalam jabatannya. Dan sudah
saatnya mahasiswa kembali kedalam kejayaannya dalam merealisasikan tugas dan
fungsinya. Dengan demikian Tanjungpinang diharapkan bisa menuai perubahan
kearah yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar