Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian...

Kamis, 28 April 2016

ANTARA PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN

OLEH: Irvan Simanjuntak
Ketua Cabang GMKI Tanjungpinang




Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional,  pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana  belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual  keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta  ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan menurut salah satu dari para ahli oleh Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. berdasarkan yang dirumuskan dalam UU RI No 2 th 1989. Bab 1, pasal 1. butir 1 :  Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan  atau latihan bagi peranan masa yang akan datang.
Berbicara kepemimpinan bisa kita rasakan dan kita amati di dalam kehidupan sehari-hari
. Faktanya setiap pribadi lepas pribadi pasti memiliki kepemimpinan yang berbeda-beda. mengarah pada pendapat para ahli tentang kepemimpinan yang menyatakan bahwa Kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan (George Terry). maka bisa dikatakan bahwa kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang diinginkan untuk tujuan tertentu.Pendidikan dan kepemimpinan merupakan hal yang penting bagi seseorang. Pendidikan mengajarkan seseorang untuk menguatkan dari segi ilmu yang berpengaruh langsung terhadap kualitas seseorang baik dari segi moral, etika dan hal lainnya sedangkan kepemimpinan adalah cara seseorang memperlakukan diri sendiri dan juga orang lain. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang memperhatikan kepentingan pribadi tanpa merugikan kepentingan umum atau kepentingan bersama. Banyak yang berkata bahwa setiap pribadi lepas pribadi adalah pemimpin, dimana tingkat terkecilnya adalah mempimpin diri sendiri, keluarga, kelompok atau ketingkat yang lebih besarnya lagi. Orang yang disebut berpendidikan tinggi kerap kali tertuju pada orang-orang yang memegang gelar sarjana atau org yang sudah menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Kepemimpinan di tingkat yang lebih luas terikat dengan batas-batas wewenang/hak dan kewajiban. Katakana saja di sebuah organisasi nirlaba atau organisasi instansi atau yang lainnya yang pastinya pemimpinnya terikat dengan hukum atau peraturan sesuai yang disepakati walaupun pemimpin memegang wewenang tetapi tetap terikat dengan peraturan. Gaya atau tipe kepemimpinan juga berbeda-beda seperti yang kita ketahui pemimpin itu ada yang otoriter, demokratis, militeristis, kharismatis, dan tipe yang lain sebagainya. Demikian juga pendidikan memiliki bidanng-bidang, seperti pendidikan dibidang kesehatan/kedokteran, pendidikan militer, pendidikan spritualitas atau yang lainnya. Itu artinya seseorang akan ahli dibidangnya, ketika dia berbicara yang bukan keahliananya atau yang bukan bidangnya maka akan timbul kekurangan-kekurangan dari segi nilai dan kebenarannya.Lembaga Trustco melantunkan kalimat, "Pemimpin mencapai suksesnya melalui pelayanan kepada orang lain bukan dengan mengorbankan orang lain". maka bagaiamana tipe pendidikan dan tipe kepemimpinan yang disenangi banyak orang? mari sejenak mengamati pemimpin-pemimpin kita lalu bandingkan dengan pemimpin yang lain. Tentu kita temukan perbedaan perbedaan. seorang bawahan akan berkata dia pemimpin yang baik ketika pemimpin dan bawahannya bisa bersinergi dengan baik tanpa ada rasa tekanan negatif. dan hal yang paling penting seluruh tatanan dari tingkat pimpinan tertinggi hingga paling bawah itu satu Visi dan Misi. Maka bisa dikatakan gaya seseorang Memimpin tidak bisa lepas dari latar belakang Kemampuan atas pendidikannya. begitu banyak presepsi tentang kepemiminan dan pendidikan. ada yang menyandang gelar pendidikan tetapi terkesan menunjukkan dirinya tidak berpendidikan. ada yang tidak menyandang gelar pendidikan tetapi dia berlakon layaknya sudah menyandang gelar pendidikan. maka semuanya terpulang pada kemampuan pribadi lepas pribadi termasuk kemampuan menilai orang lain. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post