Tinggi Iman, Tinggi Ilmu, Tinggi Pengabdian...

Jumat, 07 Maret 2014

Asas Pemilu dan Budaya Demokrasi Menuju Pemilih Berkomitmen



Oleh
Irvan Simanjuntak
Mahasiswa STIKOM IGA Tanjungpinang
Departemen Komunikasi 2014-2015
GMKI Cabang Tanjungpinang
(Diterbitkan di Tanjungpinang Pos)
Di negeri kita tercinta ada asas pemilihan umum yaitu “LUBER” (langsung, umum, bebas, dan Rahasia)
Lansung  berarti  pemilih diharuskan memberikan hak suaranya secara langsung tidak boleh diperwakilkan. Umum artinya pemilihan itu dilakukan di seluruh wilaya Indonesia yang bisa memberikan suaranya sesuai ketentuan yang berlaku. Bebas berarti pemilih bebas memilih siapa pun tanpa ada unsur paksaan atau unsur yang lain. Rahasia berarti memilih secara rahasia tentang siapa yang dipilih masing -masing pemilih tanpa menyebutkan namanya untuk yang dipilih.
Jika kita sama-sama mengamati secara jujur dengan melihat fakta-fakta yang ada, asas tersebut memang terlaksana tetapi tidak sempurna. Memang pemilih memilih secara langsung tanpa di perwakilkan, dan memang pemilih memilih secara umum, pemilih juga bebas memilih, dan memang sudah
rahasia, akan tetapi banyak terdapat kejanggalan. Setahun bahkan dua tahun Sebelum pesta demokrasi pemilu di laksanankan, politik sudah beraksi dimana-mana. Politik siapa? Yaitu mereka yang bersaing menduduki kursi-kursi kehormatan. Berbagai macam politik yang beraksi. Apakah pemilih sadar akan politik mereka? Memang sadar. Apakah politik mereka di terima? Diterima. Tapi setelah yang dipilihnya menjadi pemilik kursi kehormatan tersebut  Banyak yang berkata “ mana Janji manis mu?” dan penyesalan pun mewarnai. Bahakan ada  berkata “kau berikan kepadaku sepiring nasi tetapi kau mengambil seribu berlian milik ku”. Ironis….!
Budaya demokrasi telah di definisikan oleh berbagai pakar, baik Negara maupun Manca Negara yang salah satunya yang menyebutkan bahwa demokrasi itu Dari Rakyat, Oleh Rakyat Dan Untuk Rakayat. Apakah sudah terlaksana? Memang sudah terlaksana tapi apakah dari rakyat? Benar dari rakyat, apakah oleh rakyat? Benar oleh rakyat. Tetapi apakah benar-benar untuk rakyat? Kita bisa menjawab masing-masing dari apa yang sudah kita alami dan yang kita lihat secara nyata di Negri kita ini. menurut pakar yang lain yang menyebutkan bahwa demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan    dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yg dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yg bebas. dari kalimat tersebut, apakah neagara kita memenuhi kriteria demokrasi tersebut? Sungguh banyak pertanyaan yang terjawab, dan banyak pertanyaan yang belum terjawab, lantas apakah yang seharusnya kita lakukan sebagi rakyat untuk kita  yang akan dipimpin?, apkah kita akan selalu menerima sesuap nasi yang mereka tawarkan? Sedangkan harta berlian kita telah jadi sasaran? Yang miskin bukannya di diberi sedikit perhatian? Memang di beri perhatian, tapi hanya pada saat ada yang mereka mau.
Dari pengalaman-pengalaman yang sudah kita alami, seharusnya kita sudah saat nya berkomitmen yang demokratis dan kritis. Kritis memilih dan kritis memutuskan, di luar itu sebagai manusia biasa hanya bisa  menjalani dan menerimanya, setidaknya sudah melakukan yang terbaik... untuk para calon pemimpin mewakili masyarakat turut menyampaikan.... “Perbanyak Lah Aksi Mu Bukan Ucapan Mu, Karena Sesungguhnya Akan Lebih Baik Melakukan Dari Pada Mengucapkan” (irvan simanjuntak)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Post